Minggu, 24 Oktober 2010

SOAL UJIAN UNU tahun 2010



Ujian Mata Kuliah
Sejarah Kebudayaan dan Peradaban Islam
S2 Universitas Nahdhatul 'Ulama' (UNU) tahun 2010
Dosen : Prof. Dr. H. Nizar Ali, MA

Mahasiswa : S H O L I H I N H A S A N
NIRM : 009.10.11.1212

Soal-Soal
1.Jelaskan manfaat mempelajari Sejarah Kebudayaan dan Peradaban Islam?

Jawab :
Manfaat mempelajari Sejarah Kebudayaan dan Peradaban Islam sebenarnya cukup banyak. Menurut Prof. Dr. Nourozzaman ash-Shiddiqie, setidaknya ada empat aspek penting yang dapat diambil dari mempelajari Sejarah Kebudayaan dan Peradaban Islam. Pertama, adalah kewajiban umat Islam untuk meneladani Nabi Muhamad SAW. Oleh karena itu, rekaman dan perilaku kearifan Rasulullah perlu diketahi dan teladani generasi sesudahnya. Kedua, untuk menafsirkan dan memahami maksud al-Qur'an dan Hadits perlu memahami setting sosial histories dan kondisi psikologis masyarakat Islam pada saat itu. Ketiga, sebagai alat ukur sanad. Seperti untuk mengetahui keautentikan sebuah hadits apakah dhabit atau tidak, bagaimana perilaku keseharian seorang sanad dana sebaganya. Keempat untuk merekam peristiwa-peristiwa penting yang terjadi, baik sebelum maupun sesudah kedatangan Islam.
Selain itu, sejarah juga berfungsi untuk mengenal diri sendiri, juga sebagai cermin masa lalu untuk dijadikan pedoman masa kini dan masa yang akan datang, untuk diteladani dan dipakai sebagai alat analisis.
Manfaat lainnya, sejarah dapat dijadikan sumber inspirasi untuk membuat langkah-langkah inovatif agar kehidupan manusia dapat damai dan sejahtera baik di dunia maupun di akhirat. Memotivasi diri terhadap masa depan untuk memperoleh kemajuan serta mengupayakan agar sejarah yang mengandung nilai negatif atau kurang baik tidak akan terulang kembali. Kemudian membangun masa depan berdasarkan pijakan-pijakan yang telah ada di masa lalu sehingga dapat membangun negara menjadi baldatun tayyibatun wa rabbun gafur atau negara yang baik dan mendapat ampunan dari Allah SWT.

2.Jelaskan perbedaan yang mendasar antara sistem pemerintahan Dinasti Bani Umayah dan Dinasti Bani Abbasyiyah

Jawab :
Perbedaan sistem pemerintah yang dijalankan Dinasti Bani Umayah dengan Dinas Bani Abasyiah adalah :
1. Dinasti Bani Umayah sistem pemerintahannya antara lain :
a. Dinasti Bani Umayah bercorak Arab murni. Dimana daulat Bani Umayah pada dasarnya adalah kerajaan Arab yang mementingkan kepentingan orang-orang Arab dan melalaikan kepentingan orang-rang non Arab. Orang-orang Arab khususnya dari Arab Syuriah mendapat tempat istimewa, sementara orang-orang non Arab menjadi warga kelas dua. Sehingga sistem tersebut melahirkan kasta dalam masyarakat.
b. Dalam menjalankan pemerintahan, Dinas Bani Umayah menggunakan sistem aristokrasi. Dimana sistem kekuasaan dipegang kaum bangsawan Arab. Pemilihan pejabat istana didasarkan pada kebangsawanannya bukan didasarkan kepada keahliannya. Sehingga pembesar istana dikusai orang-orang Arab.
c. Mengeluarkan kebijakan yang diskrimintaif. Akibatnya, saat itu lahir beberapa kelompok masyarakat. Yakni, kelompok masyarakat muslim Arab, masyarakat muslim non Arab (kaum mawali) dan masyakata non muslim (kaum kafir dzimmi).

2. Dinasti Bani Abbasyiah :
a. Pemerintah Bani Abbasyiah bersikap terbuka dengan masuknya budaya asing. Seperti kebudayaan India, Persia, dan Yunani pada masa khalifah Harus ar-Rasyid dan al Ma'mun telah memberikan sumbangan bagi kemajuan budaya Islam.
b. Kewenangan khalifah mulai didistribusikan kepada orang lain. Untuk membantu khalifah, saat itu dibentuk sejumlah sekretaris dan departemen. Selain itu, di daerah-daerah juga dibentuk gubernur-gubernur. Bahkan saat itu sudah dibentuk pemerintahan di tingkat desa dan jabatan kepala desanya disebut Syekh al-Qoryah.
c. Menghilangkan kebijakan yang diskriminatif terhadap warganya. Sehingga orang muslim Arab, muslim non Arab maupun orang-orang non Islam mendapat perlakukan yang sama. Tidak ada hak istimewa untuk salah satu golongan. Bahkan beberapa golongan dari kaum mawali sempat menikmati posisi penting dalam pemerintah dinas Bani Abbasyiah. Seperti keluarga Barmak, Dinas buwaihiyah dan Dinasti Saljuk.


3.Ada sebuah pertanyaan yang menggeletik dari pengkaji sejarah : "Kenapa orang Islam itu terbelakang dan orang lain maju?" Bagaimana pendapat Anda, apa faktornya?

Jawab : Saya sependapat dengan pernyataan yang menyebutkan bahwa umat Islam saat ini terbelakang dan umat lain maju. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kondisi itu terjadi.
a. Umat Islam terkena faham westernisasi atau faham ke barat-baratan. Dimana segala sesuatu yang
datang dari barat dianggap benar dan modern. Sebaliknya, segala sesuatu yang datang umat Islam
dianggap kuno. Padahal Islam sudah mengajarkan bahwa yang dikatakan modern adalah segala
sesuatu yang sesuai dengan perintah Allah. Sebaliknya, seluruh yang melanggar perintah Allah
SWT adalah tradisional.
b. Umat Islam terkena penyakit infiority complex atau rendah diri dalam segala hal. Karena rasa
rendah dirinya itu, umat islam tidak berani bersaing dengan umat lain yang dianggapnya lebih
maju. Padahal Islam sudah mengajarkan bahwa Islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi
dari Islam atau al-islamu ya'lu wala yu'la alaihi.
c. Umat Islam terkena faham jumud atau taklid buta. Mereka enggan berpikir keras untuk mencari
sesutu yang baru. Sikap ini mengakibat umat Islam berada di posisi stagnant atau statis.
Sebaliknya, umat lain terus bergerak maju secara dinamis.


4.Terangkan mekanisme pergantian kepemimpinan al-Khulafaur Rosyidin. Lalu, bagaimana Anda menganalisis secara historis. Mengapa terjadi dengan cara demikian?
Jawab :
Mekanisme Terpilih Khulafaur Rasyidin
Pergantian Khulafaur Rasyidin dari Abu Bakar, Umar bin Khatthab, Usman bin Affan hingga Ali bin Abi Thalib menggunakan mekanisme yang berbeda-beda. Perbedaan mekanisme itu adalah :
Abu Bakar terpilih melalui mekanisme musyawarah mufakat.
Umar bin Khatthab terpilih melalui penunjukkan secara langsung yang dilakukan oleh khalifah Abu Bakar sesaat sebelum beliau wafat.
Usman bin Affan terpilih melalui mekanis tim formatur. Dimana sebelum meninggal, Umar menunjuk enam orang sahabat untuk menentukan penggantinya.
Ali bin Abi Thalib terpilih melalui pemilihan rakyat secara langsung.

Analisis Sejarah
Terpilihnya Abu Bakar as-Shidiq melalui jalan musyawarah mufakat. Dimana, saat itu tokoh-tokoh sabahat Anshor dan ahabat Muhajirin duduk bersama untuk membicarakan pengganti Rasulullah SAW. Dalam pertemuan itu, suku Khazraj sepakat mencalonkan Saad bin Ubadah sebagai pengganti Rasul. Namun, sikap suku Khazraj tersebut belum dijawab oleh suku Aus. Kemudian mereka beradu pendapat hingga menciptakan situasi memanas. Setelah situasi berhasil diredam oleh Abu Ubadah dan Basyir bin Saad Abi Nu'man bin Basyir, kemudian Abu Bakar berpidato. Dalam pidatonya, Abu Bakar mengajak kaum muslimin untuk memilih Umar dan Abu Ubadah sebagai pengganti Rasul. Namun, pidato Abu Bakar tersebut tidak diterima oleh Umar dan Abu Ubadah. Keduanya beralasan, bahwa Abu Bakar pernah ditunjuk sebagai pengganti Rasul SAW dalam imam shalat saat Beliau sakit. Atas dasar itu, Abu Bakar dinilai lebih berhak menjadi pengganti Rasul. Mendengar alasan itu, Basyir bin Saad langsung membaiat Abu Bakar, kemudian diikuti Umar, Abu Ubadah dan seluruh yang hadir.
Berdasarkan argumen tersebut, terpilihnya Abu Bakar sebagai pengganti Rasul dilakukan secara aklamasi. Meski demikian, saat itu masih ada beberapa sahabat yang belum melakukan baiat. Seperti Ali bin Abi Thalib, Abbas, Thalhah dan Zubair. Karena dalam pertemuan di Saqifah Bani Saidah mereka tidak hadir. Namun, dalam perjalanannya, mereka akhirnya melakukan bait ke Abu Bakar.

Mengapa Terjadi Dengan Cara Demikian?
Terpilihnya Abu Bakar melalui proses musyarah dikarenakan saat itu Nabi SAW tidak meninggalkan pesan siapa yang akan mengganti sepeninggal Beliau. Saat itu, Nabi hanya meninggalkan sinyal, yakni dengan menunjuk Abu Bakar sebagai imam shalat di kala beliau sedang sakit keras. Mandat yang diberikan Nabi itu dijadikan argumen oleh beberapa orang sahabat untuk mengangkat Abu Bakar sebagai khalifah.
Selain itu, saat itu para sahabat lebih mementingkan membicarakan pengganti Rasul ketimbang mengurus jenazah Nabi SAW dengan pertimbangan agar di kalangan kaum muslimin tidak terjadi kekosongan kepemimpinan. Setelah mereka berhasil menentukan pengganti Rasul, kemudian mereka baru mengurus jenazah Nabi.
***

Setelah Abu Bakar wafat, kepemimpinannya diteruskan oleh Umar bin Khatthab. Terpilihnya Umar melalui penunjukkan langsung oleh Abu Bakar setelah beliau berembug dengan beberapa orang sahabat senior. Sistem ini mirip dengan pengangkatan putra mahkota yang ada di kerajaan. Namun, penunjukkan Umar bukan pengangkatan putra mahkota. Karena, Umar bukan putra atau keluarga dekat Abu Bakar.
Sesaat sebelum meninggal, Abu Bakar memanggil Usman bin Affan untuk menuliskan usulannya yang merekomendasikan Umar bin Khattab sebagai penggantinya. Rekomendasi Abu Bakar tersebut mendapat persetujuan dari kaum muslimin. Kenapa usulan Abu Bakar yang mengangkat Umar bin Khattab mendapat dukungan rakyat? Pertama, karena sebelum menunjuk Umar, Abu Bakar sudah melakukan musyawarah dengan beberapa orang sahabat, seperti Abdurrahman bin Auf, Usman bin Affan, dan Asid bin Hadhir. Kedua, orang yang ditunjuk Abu Bakar bukan dari keluarga dekatnya, melain tokoh yang selama ini disegani oleh masyarakat karena sifat-sifat terpujinya. Selain itu, pengkatan Umar mendapat dukungan penuh dari masyarakat. Sehingga proses pergantian kholifah dari Abu Bakar ke Umar bin Khattab berlangsung damai. Sehingga keutuhan umat Islam tetap terjamin.

Kenapa Terjadi Dengan Cara Demikian?
Penunjukkan Umar bin Khatthab untuk menjadi kholifah pengganti Abu Bakar dengan sistem seperti itu memang belum pernah terjadi sebelumnya. Namun, sikap Abu Bakar yang menunjuk Umar sebelum beliau meninggal didasarkan pada sejumlah pertimbangan.
Pertama, kekhawatiran perpecahan yang menegangkan di Tsaqifah Bani Saadah yang nyaris menyeret ke jurang perpecahan bisa terulang kembali. Agar kekhawatiran itu tidak menjadi kenyataan, Abu Bakar menunjuk penggantinya.
Keuda, golongan Muhajirin dan golongan Anshor masing-masing merasa berhak menjadi khalifah.
Ketiga, saat itu kaum muslimin baru saja memerangi kaum murtad. Sementara sebagian pasukan muslim sedang bertempur di luar kota Madinah melawan tentara Persia di satu pihak dan tentara Romawi di pihak lain. Dalam pertimbangan Abu Bakar, pasukan yang sedang berperang membutuhkan bantuan berupa tambahan pasukan, logistik dan pemikiran.
***

Kemudian pergantian Umar ke Usman dilakukan melalui sistem formatur. Dimana, sesaat sebelum meninggal, Umar menunjuk enam orang formatur yang bertugas untuk memilih kholifah. Keenam orang anggota formatur yang ditunjuk oleh Usman masing-masing Ali bin Abi Thalib, Usman bin Affan, Saad bin Abi Waqqosh, Abdurrahman bin Auf, Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah. Sementara Abdullah bin Umar dijadikan anggota namun tidak memiliki hak suara. Sistem formatur tersebut tersebut mirip dengan demokrasi perwakilan. Dimana pemimpin ditentukan oleh sekolompok orang, bukan dipilih oleh rakyat secara langsung.
Mekanisme yang digunakan oleh tim formatur sebagai berikut : Pertama, yang berhak menjadi khalifah adalah yang dipilih oleh anggota formatur dengan suara terbanyak. Kedua, apabila suara terbagi secara seimbang, Abdullah bin Umar berhak menentukannya. Kalau campur tangan Abdullah tidak diterima, calon yang dipilih oleh Abdurrahman bin Auf harus diangkat menjadi khalifah. Kalau masih ada yang menentangnya, maka yang menentang harus dibunuh. Ini sesuai keterangan hasan Ibrahim Hasan dalam sebuah bukunya Islamic and History Culture From 632-1968.
Saat itu, Ali mencurigai Abdurrahman bin Auf tidak bisa berlaku adil. Karena, Abdurrahman memiliki hubungan kerabat dengan Usman bin Affan. Akhirnya, Ali meminta Abdurrahman untuk berjanji akan berlaku adil, tidak memihak, tidak mengikuti kemauan sendiri, tidak mengistimewakan keluarganya dan tidak menyulitkan umat.
Setelah Umar wafat, Abdurrahman meminta pendapat kepada anggota formatur. Hasilnya, saat itu muncul dua kandidat. Yakni, Usman dan Ali. Ketika dilakukan penjajagan pendapat di luar sidang, terjadi silang pemilihan. Dimana Usman memilih Ali sebaliknya Ali memilih Usman. Sedangkan Sa'ad bin Abi Waqash mendukung Usman, sementara Thalhah bin Ubaidillah dan Zubair bin Awwam tidak dimintai pendapat karena sedang berada di luar kota Madinah. Kemudian Abdurraham meminta pendapat masyarakat. Hasilnya, suara publik terbelah dua. Kubu Bani Hasyim mendukung Ali dan kubu Bani Umayah mendukung Usman. Akhirnya, setelah melalui beberapa pertimbangan, Abdurrahman membaiat Usman bin Affan sebagai khalifah pengganti Umar bin Khattab.


Kenapa Terjadi Dengan Cara Demikian?
Kenapa Umar bin Khattab mengambil langkah berbeda dengan Abu Bakar yang melakukan penunjukkan secara langsung. Ada beberapa kemungkinan. Pertama, saat itu Umar melihat sudah terjadi polarasi dukungan dari masyarakat terhadap beberapa orang sahabat. Seperti kubu Bani Hasyim yang menginginkan Ali dan kubu Bani Umayyah yang menginginkan Usman. Melihat polarisasi seperti itu, Umar berharap agar para sahabat memecahkannya dengan musyawarah. Mekanisme yang ditempuh adalah dengan membentuk dewan formatur. Sayang, dalam sidangnya dewan formatur tidak bisa mengambil keputusan secara bulat. Karena ada dua orang anggota tim formatur yang tidak dimintai pendapatnya dan Usman sendiri sebenarnya memilih Ali.
Kedua, lewat keputusannya Umar menginginkan agar penggantinya betul-betul orang yang mumpuni dan bisa menjaga persatuan umat Islam. Ketiga, Umar menginginkan agar keluarganya tidak diangkat menjadi khalifah penggantinya.
***

Kemudian pergantian Usman ke Ali dilakukan lewat pemilihan secara langsung. Dalam pemilihannsecara langsung tersebut, jelas ada pihak-pihak yang kecewa. Khususnya kekecewaan akan muncul dari mereka yang secara politik dirugikan dengan diangkatnya Ali. Melihat runyamnya persoalan, awalnya Ali enggan diangkat menjadi khalifah pengganti Usman. Namun, setelah didesak mayoritas sahabat dan kaum muslimin serta melihat tidak ada seorang sahabat pun yang siap menjadi khalifah, akhirnya Ali bersedia dibaiatt. Ini dilakukan demi umat muslim agar ada kepastian soal kepemimpinan.
Diangkatnya Ali ternyata banyak yang mereaksi negatif oleh beberapa orang sahabat. Reaksi negatif itu muncul karena saat itu umat dalam keadaan bingung oleh informasi yang simpang siur yang dihembuskan kaum pemberontak. Kematian Usman yang cukup mendadak dan kondisi umat yang dalam keadaan kebingunan menjadikan pengukuhan Ali sebagai khalifah tidak berjalan mulus sebagaimana pengkuhan tiga khalifah sebelumnya. Saat itu, dalam masyarakat terjadi kekacauan dan pertentangan.
Pihak-pihak yang mereaksi negatif atas diangkatnya Ali antara lain Abdullah bin Umar, Muhamad bin Maslamah, Saad bin Abi Waqosh dan Abdullah bin Salam. Mereka mengancam tidak akan membait Ali sebelum seluruh umat muslim bait. Bahkan, beberapa orang sahabat melakukan perlawanan kepada Ali. Seperti Muawiyah, Amru bin Ash dan Siti Aisyah. Sehingga selama masa pemerintahannya terjadi dua peperangan besar yang membuat sesama umat Islam saling berhadapan.

Kenapa Terjadi Cara Demikian?
Pasca meninggalnya Usman, kondisi masyarakat berada dalam ketidak pastian. Saat itu, beberapa sahabat menginginkan agar Ali bersedia dibaiat. Namun, beberapa sahabat yang lain menuntut agar Ali mengungkap siapa sebenarnya yang berada dibalik pembunuhan Usman. Tuntutan itu diajukan oleh keluarga Usman yang saat itu dipelopori oleh Muawiyah. Tuntutan itu didasarkan pada kenyataan bahwa kaum pemberontak saat itu mendukung Ali untuk menjadi khalifah.
Karena naik khalifah dalam kondisi politik yang tidak menentu, sehingga selama memimpin Ali mendapat perlawanan dari lawan-lawan politiknya. Keterpilihan Ali yang melalui pemilihan secara langsung oleh rakyat sangat potensial menimbulkan kelompok-kelompok pembangkang. Kondisi ini mirip dengan era demokrasi langsung di negeri ini. Dimana banyak calon yang kalah menggerakkan masanya untuk melakukan perlawanan kepada pemerintah yang sah.
Bola liar yang terjadi pada Ali juga disebabkan karena Usman saat masih hidup tidak sempat menyiapkan mekanisme tentang khalifah penggantinya. Ini berbeda dengan abu Bakar yang menunjuk langsung Umar, dan Umar yang membentuk tim formatur.
***

Tidak ada komentar: